PSIKOLOGI ABNORMAL: Memahami Gangguan Mental Dan Perilaku

 PSIKOLOGI ABNORMAL

Psikologi abnormal adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pola perilaku, pikiran, dan emosi yang menyimpang dari norma-norma sosial atau menyebabkan penderitaan signifikan bagi individu. 

Bidang ini mencakup berbagai topik, mulai dari diagnosis hingga pengobatan gangguan mental. 

Artikel ini akan mengulas konsep psikologi abnormal, sejarahnya, pendekatan teoritis, klasifikasi gangguan, serta contoh kasus yang relevan.

Apa Itu Psikologi Abnormal?

Psikologi abnormal berfokus pada memahami perilaku yang dianggap tidak biasa, patologis, atau maladaptif. Kriteria untuk menilai suatu perilaku sebagai abnormal meliputi:

  1. Deviansi: Perilaku yang berbeda secara signifikan dari norma budaya.
  2. Distres: Perilaku yang menyebabkan penderitaan emosional atau fisik.
  3. Dysfunction: Perilaku yang mengganggu kemampuan individu untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
  4. Danger: Perilaku yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Contohnya, seseorang dengan fobia sosial mungkin mengalami kecemasan ekstrem dalam situasi sosial sehingga tidak dapat menghadiri acara penting, yang mengganggu fungsi kehidupannya.

Sejarah Psikologi Abnormal

1. Pendekatan Primitif

Pada masa kuno, perilaku abnormal sering dianggap sebagai akibat dari kekuatan supranatural atau gangguan roh jahat. Pengobatan melibatkan ritual seperti eksorsisme atau trepanasi (melubangi tengkorak untuk melepaskan roh jahat).

2. Era Yunani dan Romawi

Hippokrates, seorang dokter Yunani kuno, adalah salah satu tokoh pertama yang menyatakan bahwa gangguan mental disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan tubuh (humor). Ia mengusulkan pengobatan seperti diet, olahraga, dan terapi alami.

3. Abad Pertengahan

Pada periode ini, pandangan supranatural kembali dominan. Gangguan mental sering dikaitkan dengan sihir atau kerasukan setan. Penderita gangguan mental sering mengalami perlakuan buruk, seperti penahanan atau penyiksaan.

4. Renaisans dan Revolusi Ilmiah

Pada abad ke-16 dan 17, muncul gagasan bahwa gangguan mental adalah kondisi medis. Philippe Pinel di Prancis memperkenalkan perlakuan manusiawi bagi penderita di rumah sakit jiwa. Ini menjadi awal perkembangan pendekatan ilmiah terhadap psikologi abnormal.

5. Era Modern

Pada abad ke-20, perkembangan teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud, teori perilaku, dan teori kognitif memberikan dasar untuk memahami dan mengobati gangguan mental secara sistematis.

Pendekatan Teoritis dalam Psikologi Abnormal

1. Pendekatan Biologis

Pendekatan ini menyatakan bahwa gangguan mental disebabkan oleh faktor biologis seperti genetika, ketidakseimbangan neurotransmitter, atau kerusakan otak.

  • Contoh: Skizofrenia sering dikaitkan dengan ketidakseimbangan dopamin di otak.
  • Pengobatan: Obat-obatan psikotropik seperti antidepresan atau antipsikotik.

2. Pendekatan Psikoanalitik

Teori ini, yang dikembangkan oleh Freud, menyatakan bahwa gangguan mental disebabkan oleh konflik tak sadar yang berasal dari masa kanak-kanak.

  • Contoh: Gangguan kecemasan dapat muncul dari trauma masa kecil yang belum terselesaikan.
  • Pengobatan: Psikoanalisis atau terapi berbasis wawasan.

3. Pendekatan Perilaku

Pendekatan ini menekankan bahwa gangguan mental adalah hasil dari pembelajaran maladaptif melalui pengondisian klasik atau operan.

  • Contoh: Fobia bisa muncul karena pengalaman traumatis yang dipelajari.
  • Pengobatan: Terapi perilaku seperti desensitisasi sistematis.

4. Pendekatan Kognitif

Pendekatan ini fokus pada pikiran atau keyakinan yang tidak rasional sebagai penyebab gangguan mental.

  • Contoh: Depresi sering dikaitkan dengan pola pikir negatif seperti "Saya tidak berharga."
  • Pengobatan: Terapi kognitif untuk mengganti pikiran negatif dengan yang lebih adaptif.

5. Pendekatan Humanistik

Pendekatan ini melihat gangguan mental sebagai akibat dari hambatan dalam mencapai potensi diri.

  • Contoh: Stres kronis akibat kurangnya makna hidup.
  • Pengobatan: Terapi humanistik seperti terapi berbasis klien (client-centered therapy).

6. Pendekatan Sosio-Kultural

Pendekatan ini menggarisbawahi pengaruh faktor sosial dan budaya dalam menyebabkan gangguan mental.

  • Contoh: Stigma terhadap penyakit mental dapat memperburuk kondisi seseorang.
  • Pengobatan: Intervensi berbasis komunitas dan edukasi.

Klasifikasi Gangguan Mental

Gangguan mental diklasifikasikan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Berikut adalah beberapa kategori utama:

1. Gangguan Kecemasan

  • Contoh: Gangguan panik, fobia, gangguan kecemasan umum.
  • Gejala: Ketakutan berlebihan, gejala fisik seperti detak jantung cepat atau sesak napas.

2. Gangguan Mood

  • Contoh: Depresi mayor, gangguan bipolar.
  • Gejala: Perubahan suasana hati ekstrem, kehilangan minat, perubahan pola tidur.

3. Gangguan Psikotik

  • Contoh: Skizofrenia.
  • Gejala: Halusinasi, delusi, gangguan berpikir.

4. Gangguan Makan

  • Contoh: Anoreksia nervosa, bulimia nervosa.
  • Gejala: Pola makan tidak sehat, ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan.

5. Gangguan Kepribadian

  • Contoh: Gangguan kepribadian narsistik, borderline.
  • Gejala: Pola perilaku yang kaku dan maladaptif.

6. Gangguan Neurokognitif

  • Contoh: Demensia, Alzheimer.
  • Gejala: Penurunan fungsi kognitif seperti memori atau kemampuan berpikir.

Contoh Kasus Psikologi Abnormal

  1. Kasus Gangguan Kecemasan Sosial Seorang mahasiswa merasa cemas berlebihan setiap kali harus berbicara di depan umum. Akibatnya, ia sering menghindari presentasi, yang berdampak pada prestasi akademiknya. Terapi kognitif-perilaku membantu mahasiswa ini mengubah pola pikir negatifnya dan mengatasi kecemasannya secara bertahap.

  2. Kasus Depresi Mayor Seorang wanita paruh baya merasa kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari setelah kehilangan pekerjaan. Dengan terapi antidepresan dan konseling, ia mampu pulih dan menemukan makna baru dalam hidupnya.

  3. Kasus Skizofrenia Seorang pria muda mulai mendengar suara-suara yang tidak nyata dan merasa bahwa orang lain ingin mencelakainya. Setelah diagnosis skizofrenia, ia menjalani pengobatan dengan antipsikotik dan terapi keluarga untuk mendukung pemulihannya.

Tantangan dalam Psikologi Abnormal

  1. Stigma Sosial Banyak penderita gangguan mental menghadapi stigma yang dapat menghalangi mereka mencari bantuan.

  2. Keragaman Budaya Gangguan mental sering dipengaruhi oleh norma budaya, yang membuat diagnosis dan pengobatan menjadi kompleks.

  3. Keterbatasan Akses ke Layanan Tidak semua individu memiliki akses ke layanan kesehatan mental yang memadai, terutama di daerah terpencil atau miskin.

Kesimpulan

Psikologi abnormal adalah bidang yang penting dalam memahami perilaku dan kondisi mental yang menyimpang dari norma. Dengan memanfaatkan pendekatan teoritis yang beragam dan diagnosis yang akurat, para profesional dapat membantu individu mengatasi gangguan yang mereka alami. 

Meskipun masih ada tantangan, kesadaran masyarakat yang meningkat tentang pentingnya kesehatan mental menjadi langkah positif menuju penghapusan stigma dan perbaikan layanan kesehatan mental.

Sumber

Comer, Ronald J. & Comer, Jonathan S. 2019. Fundamentals of Abnormal Psychology. Ninth Edition. ‎Worth Publishers

Posting Komentar